ARSITEKTUR GEDUNG GEREJA SMI 

 

Thank you for reading this post, don't forget to subscribe!

Atas izin Keuskupan Agung Jakarta, pada tahun 1999 Dewan Paroki Trinitas – Cengkareng membeli sebidang tanah di Perumahan CitraGarden City 3, Kecamatan Kalideres, dengan luas 8.710 m2 untuk membangun gereja baru yang diberi nama Gereja Santa Maria Imakulata.  Berkat restu Tuhan dan juga dukungan penuh dari seluruh umat Paroki Trinitas, izin prinsip pembangunan gedung Gereja Santa Maria Imakulata telah terbit pada 24 Maret 2009 yang tertuang dalam surat yang ditandatangani oleh Gubernur DKI Jakarta bernomor 4681-1.856.21. 

 

Izin Mendirikan Bangunan (IMB) bernomor 550/IMB/2010 keluar pada 18 Januari 2010.  Peletakan batu pertama dilaksanakan pada 13 Maret 2010, sedangkan pemancangan tiang tanda dimulainya pembangunan gereja dilaksanakan 31 Januari 2011.   Pembangunan gedung gereja berjalan dengan lancar dengan topping off pada 10 September 2011.  Setelah diresmikan penggunaannya oleh Gubernur DKI Jakarta kala itu, Bapak Fauzi Bowo, pada 08 September 2012 dan diberkati oleh Bapa Uskup Agung Jakarta, Mgr. Ignasius Suharyo, pada 08 Desember 2012. 

 

Bentuk bangunan Gereja Santa Maria Imakulata adalah oval dengan celah terbuka di salah satu ujungnya.  Penentuan tampilan gedung yang demikian ini mempunyai arti tersendiri yaitu mengambil bentuk rahim seorang wanita yang melambangkan bahwa Bunda Maria telah dipilih dan ditetapkan Allah Bapa untuk menjadi ibu dari PuteraNya sebelum ia dijadikan sehingga saat Bunda Maria dikandung dan dilahirkan oleh ibunya, Bunda Maria adalah suci tanpa noda. Dengan konsep bangunan yang demikian, maka tampilan gereja terlihat tinggi, megah, dan dapat menampung banyak umat. 

 

Saat tiba di depan pintu masuk gereja, mata kita akan langsung tertuju pada Salib Benediktus berukuran 5,5 meter yang terpampang di Panti Imam yang luas.  Salib Benediktus ini memang menjadi titik pusat perhatian utama saat mata melihat ke dalam gereja. 

 

Melangkah sedikit ke dalam, terlihat deretan kaca patri di kanan dan kiri jendela-jendela besar yang menyerupai pintu.  Pada kaca-kaca patri itu tergambar perjalanan hidup seorang Bunda Maria.   

 

4 Ruang Pengakuan Dosa terletak masing-masing 2 Ruang di sayap sebelah kanan dan kiri gereja.   Patung Keluarga Kudus Nazareth setinggi 1,6 meter berbahan dasar aluminium menghiasi sayap kiri gereja setelah 2 Ruang Pengakuan Dosa. 

 

Saat duduk dan menengadah sedikit ke arah kanan dan kiri gereja, terlihat 14 Perhentian Jalan Salib yang mengitari gereja.   

 

Memandang Panti Imam dengan mudah akan terlihat Tabernakel berlapis emas berukuran 60 x 60 cm.  Meja Altar dari kayu veener berukuran 2,8 x 1,1 x 0,9 meter berlapis pahatan perjamuan terakhir Yesus Kristus bersama para muridNya.  Patung Bunda Maria berbahan marmer berukuran 1,7 meter diletakkan di sebelah kiri Panti Imam, sedangkan patung Yesus Kristus juga dari marmer dengan tinggi 1,7 meter diletakkan di sebelah kanan Panti Imam yang berlantai marmer dengan 5 anak tangga.  

 

 Latar belakang Panti Imam dipilih berupa partitur kayu yang mampu memberi kesan sederhana dan alamiah untuk mendukung suasana religius panti imam.  Pada Salib Benediktus dipasang lampu penanda Warna Liturgi Gereja yang dipakai untuk Perayaan Ekaristi yang akan dilangsungkan. Terpampang juga 2 layar monitor masing-masing di sebelah kanan dan kiri dari Panti Imam. 

 

Mezzanine gereja yang berupa balkon memuat bangku-bangku umat yang disusun bertaraf di bagian yang menghadap Panti Imam.  Sedangkan di kanan dan kiri lorong balkon, diletakkan bangku-bangku umat secara berbaris.  Pada ujung lorong balkon sebelah kanan adalah tempat untuk Paduan Suara yang bertugas dalam Misa Kudus. 

 

Disain megah gereja tampak pada pemilihan langit-langit yang dibuat bulat pada Panti Imam, dengan  pemilihan bahan kedap suara yang mampu juga menetralisir gema yang terjadi.  Dalam gereja inilah kita bisa merasakan bentuk oval dari bangunan yang memberi kesan luas tapi anggun. 

  

 

Share This