GUA MARIA DAN PROSESI JALAN SALIB DI GEREJA SANTA MARIA IMAKULATA 

 

Thank you for reading this post, don't forget to subscribe!

Ada keunikan dari tampilan Gua Maria di Gereja Santa Maria Imakulata.  Dengan dilatarbelakangi untuk mendapatkan disain Gua Maria yang terbaik yang sesuai dengan inspirasi umat Paroki Trinitas, Cengkareng dan agar umat juga mendapat kesempatan untuk sumbangsih ide dan kreasinya atas Gua Maria di gereja baru, maka Panitia Pembangunan Gereja Sta. Maria Imakulata (PPG SMI) mengadakan Lomba Disain Gua Maria Gereja Santa Maria Imakulata.   

 

Setelah melalui beberapa tahapan lomba, terjaring 11 peserta yang memasukkan karya/ disainnya.  Lewat penjurian yang ketat oleh Dewan Juri, maka ditetapkan Pemenang I adalah Sdr. Stefanus Lauw, Pemenang II adalah Bpk. Gregorius Gun Ho dan Bpk. Timotius Eko Sethiono, dan Pemenang III adalah Sdri. Michelle Nawang.  Melihat keistimewaan tersendiri dari 2 disain pemenang, maka Dewan Juri sepakat untuk menggabungkan 2 disain tersebut untuk diwujudnyatakan di lokasi,  yaitu disain Gua Maria dari Pemenang I dan disain tata ruang luar dan prosesi Jalan Salib dari Pemenang II.  Para pemenang ini juga diajak terlibat dalam masa pra-konstruksi dan konstruksi dengan membantu mempersiapakan gambar-gambar kerja dan supervisi di lapangan.        

  

Sdr. Stefanus Lauw yang aktif di kegiatan Antiokhia pernah mengikuti  

Lomba Disain Miniatur/Maket Gereja Santa Maria Imakulata dari bahan-bahan bekas yang  diadakan oleh Seksi Komunikasi Sosial Stasi Sta. Maria Imakulata.  Hanya pada waktu itu ia mengemban tugas sebagai Pembimbing untuk adik-adiknya, 4 pelajar SMP dari Lingkungannya, Sta. Faustina, yang mengikuti Lomba ini.  4 “anak didiknya” ini memang keluar sebagai Juara Pertama. Yang membuatnya terharu adalah hadiah yang didapat ke-4 anak ini langsung diserahkan kembali kepada PPG Sta. Maria Imakulata sebagai kontribusi mereka untuk pembangunan gereja Sta. Maria Imakulata. 

 

Kali ini, setelah membaca persyaratan Lomba Disain Gua Maria Gereja Santa Maria Imakulata, ia langsung mengajukan disain yang dituntaskannya dalam waktu 2 hari.  Apa yang menarik dari disainnya?  “Gua Maria merupakan pengejawantahan detil yang ada di Rosario.  3 anak tangga mencerminkan 3 butir pertama dari rangkaian Rosario yang dipersembahkan untuk Bunda Maria:  Salam Puteri Allah Bapa, Salam Bunda Allah Putera, Salam Mempelai Allah Roh Kudus. 4 pilar menggambarkan 4 Peristiwa: Peristiwa Gembira, Peristiwa Sedih, Peristiwa Mulia, Peristiwa Terang.  Model atap dan dinding Gua saya sesuaikan dengan model yang dipakai pada bangunan gereja,” jelas Sdr. Stefanus.    

 

Taman Prosesi Jalan Salib yang diambil dari disain Bpk. Gregorius Gun Ho dan Bpk. Timotius Eko Sethiono mengambil konsep go green.  Prosesi Jalan Salib dibuat berbentuk salib dengan kepala salib menjadi tempat keberadaan Gua Maria.  14 Perhentian Jalan Salib dibuat berkeliling dengan Perhentian ke-12 – Yesus Wafat di Kayu Salib – dibuat berupa sebuah salib besar yang letaknya bertepatan dengan sudut lekukan lahan gereja.  “Kami mencoba menerapkan konsep ramah lingkungan – go green – dengan prosesi Jalan Salib yang berada di tengah-tengah nuansa taman dengan pohon-pohon yang asri, hijau dan rindang sehingga berkesan teduh dan damai,” terang Pak Gun Ho yang mengatakan bahwa prosesi Jalan Salib di taman ini nantinya dapat dilakukan oleh sekelompok kecil orang saja, “Antara 5-6 orang, tetapi akan kami usahakan untuk bisa dilakukan hingga maksimal 10 orang.” 

 

Gua Maria dan Taman Jalan Salib di Gereja Santa Maria Imakualta ini semoga dapat menjadi kebanggaan kita bersama, yang mampu memberikan kekhusyukan dan kenyamanan bagi umat untuk berdevosi.  

 

(Sumber tulisan:  Buku Kenangan Pembangunan Gereja Santa Maria Imakulata, Panitia Peresmian dan Pemberkatan Gereja Santa Maria Imakulata, 2012) 

 

Share This